Melihat kelakuan demi kelakukan orang di sekitar diri, memandang tindak demi tindak makhluk-makhluk yang menyebut diri manusia di wilayah yang aku ketahui, menimbulkan seribu tanda tanya di hati. Lalu, satu masa aku membaca sebuah bahan yang selama ini aku sendiri hanya mendengar cerita atau hanya mendengar celoteh dari orang-orang tua di kampungku.
Menjadi satu keherana kemudian bahwa yang aku baca ternyata aku temui banyak membawa satu bukti, padahal khalayak banyak menilai bahwa yang aku baca hanya sekedar pendapat orang-orang kuno dulu dan itu diwujudkan dalam bentuk ramalan. Namun aku juga bertanya-tanya kembali, bagaimana pendapat orang kuno dulu justru banyak menemui kenyataan? Padahal ini jaman serba komputer dan hand phone?
Satu pendapat yang aku baca adalah petikan serat jawi yang dikenal dengan serta jayabaya. Dari pendapat itu berisi:
Ramalan Jayabaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa yang dipercaya ditulis oleh Jayabaya , raja Kerajaan Kadiri . Ramalan ini dikenal pada khususnya di kalangan masyarakat Jawa.
- Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran --- Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.
- Tanah Jawa kalungan wesi --- Pulau Jawa berkalung besi.
- Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang --- Perahu berlayar di ruang angkasa.
- Kali ilang kedhunge --- Sungai kehilangan lubuk.
- Pasar ilang kumandhang --- Pasar kehilangan suara.
- Iku tandha yen tekane jaman Jayabaya wis cedhak --- Itulah pertanda jaman Jayabaya telah mendekat.
- Bumi saya suwe saya mengkeret --- Bumi semakin lama semakin mengerut.
- Sekilan bumi dipajeki --- Sejengkal tanah dikenai pajak.
- Jaran doyan mangan sambel --- Kuda suka makan sambal.
- Wong wadon nganggo pakeyan lanang --- Orang perempuan berpakaian lelaki.
- Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking jaman--- Itu pertanda orang akan mengalami jaman berbolak-balik
- Akeh janji ora ditetepi --- Banyak janji tidak ditepati.
- Akeh wong wani nglanggar sumpahe dhewe--- Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.
- Manungsa padha seneng nyalah--- Orang-orang saling lempar kesalahan.
- Ora ngendahake hukum Allah--- Tak peduli akan hukum Allah.
- Barang jahat diangkat-angkat--- Yang jahat dijunjung-junjung.
- Barang suci dibenci--- Yang suci (justru) dibenci.
- Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit--- Banyak orang hanya mementingkan uang.
- Lali kamanungsan--- Lupa jati kemanusiaan.
- Lali kabecikan--- Lupa hikmah kebaikan.
- Lali sanak lali kadang--- Lupa sanak lupa saudara.
- Akeh bapa lali anak--- Banyak ayah lupa anak.
- Akeh anak wani nglawan ibu--- Banyak anak berani melawan ibu.
- Nantang bapa--- Menantang ayah.
- Sedulur padha cidra--- Saudara dan saudara saling khianat.