Jumat, 28 Agustus 2009

Curhat Muslim, Meniti Ramadhan


Hari ini genap seminggu ramadhan tahun ini berlalu. Hari-hari menahan lapar dan haus ini mulai terisi hal-hal yang berarti. Meski belum banyak ...
Perjalananku siang ini melewati pasar tradisional Kota Kepanjen yang kini menjadi ibukota Kabupaten Malang. Ada perasaan tertegun dan tercenung, saat mata ini menyaksikan warung-warung makan yang aku lalui di sepanjang pasar kotaku ini tak sepi dari para pelanggannya. Seorang muslimkah para pelanggan warung-warung itu?


Jelas, aku tak bisa memastikan orang-orang di siang hari bulan puasa ini yang makan di warung-warung itu seorang muslim atau bukan. Masak aku harus masuk ke salah satu warung panganan itu dan bertanya, "Anda seorang muslim ?"
Wah, misalnya dengan sehalus apapun aku bertanya, orang di warung yang aku tanya pasti ada tersinggungnya. Ya kalau hanya tersinggung, kalau sampai ndak terima terus menunjuk aku dengan kepalan penuh ??? He...he...he.... Maka, biru lebamlah mukaku
Lantas, apa aku harus diam saja menyaksikan saudara-saudaraku itu tak menyimpan penghormatan mereka kepada bulan penuh rahmat ini? Atau, aku meski tak peduli pada dulur-dulurku yang belum punya perasaan sungkan untuk setidaknya tidak makan di tempat umum pada bulan Ramadhan ?

Belum juga hilang rasa tertegunku dengan penglihatan itu, aku kembali dibuat ternganga dengan pemandangan yang jauh lebih 'asoi' dari hanya sekedar manusia pemakan nasi di siang hari. Bagai tersepona, eh .... terpesona, aku sedikit melotot pada sosok wanita yang berjalan melewati depan kendaraan yang aku pakai. Bukan saja karena manusia yang lewat itu berupa wanita lumayan cantik (fuih ...), akan tetapi setelah melewatiku tampak bajunya sobek-sobek di sana sini dan celana sedikit melorot.
Alamak ......
Dapat apa aku puasa hari ini ???

Selengkapnya...

Sabtu, 22 Agustus 2009

Curhat Muslim, Maafkan Aku Ramadhan

Saat adzan isya' mulai berkumandang di ujung malam hari Jum'at berkalender 21 Agustus 2009 ini, ada perasaan gelisah dalam diriku. Pikiran-pikiran aneh dan tak menentu berkeliweran di otakku. Dengan langkah-langkah sedikit gontai, kulangkahkan kakiku menuju masjid yang ada di dusunku. Aku lihat di jalan menuju masjid, orang-orang dusunku masih banyak yang setia dengan keyakinan sholat jamaahnya, berjalan dengan langkah mantap menuju masjid yang terletak di kampung sebelah selatan dari 2 kampung yang ada di dusunku.
Perasaan ini makin tak karuan. Ada perasaan malu .....


Jauh dalam diriku ada yang berkata-kata sendiri, "Maafkan aku ramadhanku. Bukan aku tak gembira dengan kedatanganmu. Aku senang, aku bahagia, dan aku gembira sekali kau datang. Bukan saja kau tamu agung utusan Ilahi untukku menguntai pahala menukil dosa demi dosa. Akan tetapi aku takut ....."
Kuhela nafas, "Aku takut tidak bisa menghormat kepadamu. Aku khawatir tidak bisa memberi nuansa indah di hari-harimu. Aku masih merasakan kegamangan tidak bisa melukis di kanvasmu dengan semburat warna yang kan membuat keagunganmu begitu indah ....."

Ah .....
Selengkapnya...

Mutiara Curhat

Curhat menjadi satu arti
Curhat menjadi penuh arti
Curhat menjadi kebutuhan hati ...
Tuliskan curhatmu disini, saudaramu kan memelukmu erat dan memberimu embun
Kirim email ke tu.curhatmuslim@gmail.com

Statistik Tamu

Sponsor Cepat

Followers

Ruang Ngobrol


ShoutMix chat widget
 

Iklan Jitu


Masukkan Code ini K1-C1D41F-F
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com