Budi pada dasarnya tidak menyukai kucing. Sejak ia kecil ia sudah tidak begitu interest dengan binatang yang satu ini. Entah kenapa, seperti ada perasaan jengkel setiap kali ia melihat binatang berbulu ini. Pernah ia menangkap basah seekor kucing mencuri lauk di dapurnya. Wah, sejak itu semakin Budi tidak ingin mengenal dan bersentuhan dengan hewan yang menurut cerita merupakan cikal bakal harimau itu.
Dan ia semakin benci ketika istrinya memelihara seekor kucing. Budi merasa istrinya jadi lebih perhatian pada kucingnya daripada dirinya.
Suatu hari Budi memutuskan untuk membuang kucing tersebut secara diam-diam. Ketika istrinya sedang mandi, ia pamit pergi keluar sebentar dan dibawanya si kucing. Setelah Budi bermobil sekitar 10 km dari rumah, ia pun membuang kucing tersebut begitu saja. Tidak ada perasaan sedih apalagi berduka...
Anehnya ketika ia sampai di rumah, si kucing sudah ada di sana. Budi heran campur berang. Sore harinya ia pergi lagi. Kali ini si kucing dibuangnya lebih jauh lagi. Namun tetap saja, sesampainya di rumah, kucing istrinya tersebut telah berada di sana.
Budi berusaha membuangnya lebih jauh lagi, lebih jauh lagi, tapi tetap saja si kucing kembali ke rumah mendahului dirinya.
Suatu hari ia tidak saja membawa si kucing pergi jauh, tapi juga berputar-putar dulu. Budi belok kanan, belok kiri, belok kanan, belok kanan lagi, berputar-putar sebelum akhirnya membuang kucing yang dibawanya.
Beberapa jam kemudian ia menelepon istrinya. “Tik, kucingmu ada di rumah?” tanya Budi.
“Ada, kenapa? Tumben nanya si Manis segala,” jawab istrinya agak heran.
“Panggil dia Tik, aku mau tanya arah pulang. Aku kesasarrrr ........ !!!!!
@#$*????""
sip menambah wawasan gan
terimakasih